Latest Entries »

Oleh : Dian Ekawati

A. Latar belakang

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah dewasa ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas utama guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang permbelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah lebih dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari dan proses pembelajaran disekolah dirasakan tidak mengajarkan materi yang relevan kepada dunia kerja dan kehidupan didalam masyarakat siswa hanya tahu definisi konsep tapi tidak mampu menggunakan konsep tersebut dengan tepat. View full article »

A. Latar Belakang

Tiap Negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda dengan penekanan pada variabel tertentu didalam pendidikan. Pada variable tersebut terkandung tujuan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga akan memberikan arah bagi negara tersebut untuk menciptakan manusia dan bentuk Negara yang mereka inginkan berdasarkan sumber daya manusia yang mereka rencana berdasarkan sistem pendidikan. Penulis mencoba untuk membandingkan dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia dengan harapan pada akhirnya penulis akan mengetahui hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan ketika akan menentukan sebuah sistem pendidikan. Hal ini sejalan dengan  pendapat Kendall dan Nicholas Hanc yang dikutip dari  Nur  (2002:4) yang menjelaskan bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang sesungguhnya mendasari pengaturan perkembangan sistem  pendidikan nasional. View full article »

A. Latar Belakang

Bahasa Inggris mempunyai pengaruh  yang sangat penting bagi siswa baik sebagai alat komunikasi dengan penutur asing juga  mempunya peranan yang sangat penting untuk menunjang siswa dalam rangka mempelajari bidang studi yang lain.Oleh sebab itu  kurikulum yang dikembangkan sekarang bertujuan untuk dapat mempersiapkan siswa agar mempunyai kompetensi yang mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengemukakan gagasan, dan budaya orang lain (Depdiknas:2004). Teori yang digunakan sebagai landasan untuk menyusun kurikulum berbasis kompetensi bahasa Inggris  SMP adalah Teori Kompetensi Komunikatif. Adapun Celce-Murcia, Dornyei dan Thurell (1995) mempunyai pendapat bahwa bahasa adalah sebuah komunikasi, bukan seperangkat aturan. Tujuan dari rumusan tersebut adalah menyiapkan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa dengan pengguna bahasa lainnya, khususnya bahasa Inggris. Menurut Celce-Murcia et.al (1995) kompetensi utama yang dituju oleh pendidik bahasa adalah kompetensi wacana (discourse competence) yang artinya apabila seseorang terlibat dalam komunikasi lisan maupun tulisan berarti orang tersebut terlibat dalam suatu wacana. Berpartisipasi aktif dalam percakapan, membaca dan menulis secara otomatis mengaktifkan kompetensi wacana . View full article »

A Latar Belakang

Begitu banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa seseorang melakukan penelitian. Satu diantara adalah disebabkan oleh rasa ingin tahu yang menjadi sifat dasar manusia. Manusia selalu bertanya pada hal-hal yang mereka anggap baru dan tidak dapat mereka pahami. Agar dapat memenuhi rasa ingin tahunya maka manusia berusaha agar dapat memenuhi  rasa ingin tahu mereka dengan lebih rinci, mendalam dan komprehensif. Oleh sebab itu rasa ingin tahu tersebut disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman melalui suatu penelitian.

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantatif maupun kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga memiliki prosedur yang baku. View full article »

A.   Pendahuluan

Secara filosofis, filsafat rekonstruktivisme terdiri dari dua buah pemikiran, yaitu (1) Masyarakat memerlukan rekonstruktsi/perubahan, (2) perubahan sosial tersebut melibatkan baik perubahan pendidikan dan penggunaan pendidikan dalam merubah masyarakat. Menurut Hamalik (2007:62) premis utama dari filsafat ini adalah untuk menjadikan sekolah sebagai agen perubahan (change agents) dalam rekonstruksi sosial. View full article »

1. Pendahuluan

Pada dasarnya belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia itu lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapat perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman atau dengan kata lain, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku baik perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, tentunya diharapkan  dengan lingkungannya. View full article »

Oleh: Dian Ekawati

Abstract: Almost 75% of leaning process in the classroom is through reading. Research showed that the ability to read was considered as an important ability in mastering a foreign language especially English whereas other skills such as writing, listening and speaking were integrated during reading learning process. Reading comprehension is a process of active thinking where intentionally readers build the comprehension by creating a concept and information from the text. View full article »